Ada beberapa adab dalam berhari raya yang dikutip dari beberapa sumber buku dan risalah:
Pertama, Bersuci dengan mandi untuk hari raya, berdasarkan riwayat dari Nafi’ bahwa Abdullah Bin Umar mandi di hari raya ‘Idul Fitri sebelum berangkat ke Mushalla (tanah lapang untuk shalat) (HR. Imam Malik)
Kedua, Makan pada hari raya ‘Idul Fitri sebelum melaksanakan shalat dan tidak makan di hari raya ‘Idul Adha sampai selesai shalat, hal ini berdasarkan hadits dari Anas Bin Malik beliau berkata, “adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berangkat pada hari ‘Idul Fitri sampai beliau memakan beberapa butir kurma” (HR. Bukhari) dan riwayat lain dari Buraidah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari raya Idul Adha tidak makan sampai kembali, lalu makan dari sembelihan kurbannya. (HR. Tirmidzi)
Ketiga, berhias dan mempercantik diri dengan memakai pakaian yang terbaik yang ada serta memakai minyak wangi dan bersiwak, sebagaimana Ibnul Qayyim di dalam Zaadul Ma’ad (I/441) menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki Hullas (sebuah jenis pakaian khusus) untuk berhari raya.
Keempat, disunahkan berangkat dengan berjalan kaki, tenang dan santai ke Musholla (tanah lapang), dan pulang melewati jalan yang lain, berdasarkan perkataan Imam Sa’id bin Mussayib, “Sunah Idul Fitri ada tiga: berangkat ke Musholla, makan sebelum berangkat dan mandi”. Ibnul Qayyim di dalam Zaadul Ma’ad ( I/449) berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dengan berjalan kaki dan keluar melalui jalan yang berbeda pada hari raya.” (Riwayat Al-Firyabi dengan sanad shahih lihat Irwaul Gholil, 2/104)
Adapun masalah tuntunan mengumandangkan takbir dalam hal ini kami jelaskan dulu tentang jenis-jenis takbir, bahwa takbir terdiri dari 2 jenis yaitu takbir mutlak (bebas) dan takbir muqayyad (terikat). Takbir mutlak menurut pendapat yang rajih (kuat), disyaratkan pada dua malam hari raya sampai selesai khutbah demikian juga disyaratkan di 10 hari pertama bulan Zulhijah sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Qudamah di dalam Al Mughni, (3/256) berkenaan takbir di malam dua hari raya dimulai dari melihat hilal bulan Syawal (jika memungkinkan dan jika tidak maka dimulai dari sampai berita ‘Ied melalui cara yang benar atau dengan terbenamnya matahari tanggal 30 Ramadhan), sedangkan pada malam ‘Idul Adha mulai dari terbenamnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah, sebagaimana Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menegaskannya, “Pendapat yang rajih (lebih kuat) dalam masalah takbir yang menjadi amalan mayoritas salaf dan ahli fikih dari kalangan sahabat dan para imam adalah bertakbir dari fajar hari Arafah sampai akhir hari tasyrik setelah shalat, disyaratkan bagi setiap orang mengeraskan takbirnya ketika keluar dari shalat ‘Ied dan inilah kesepakatan dari 4 imam mazhab. Adapun takbir Idul Fitri dimulai dari melihat hilal dan berakhir dengan selesainya ‘Ied yaitu selesainya imam dari khutbah menurut pendapat yang benar.” (Lihat Majmu Fatawa, XXIV/220-221)
Senin, September 07, 2009
Adab Dalam Berhari Raya
Posted by
Tafara Ressay
at
9/07/2009 09:07:00 AM
0
comments
Minggu, September 06, 2009
IKHLAS
Salah satu kunci mendapatkan ketenangan batin adalah menjadi orang yang ikhlas. Ikhlas dalam beribadah, ikhlas dalam bekerja, ikhlas dalam menjemput ridha Allah SWT. Tetapi menjadi orang yang senantiasa ikhlas tidak mudah. Ikhlas hanya akan datang dari seseorang yang mencintai Allah dan menjadikan Allah satu-satunya sandaran dan harapan.
Allah SWT berfirman: ''Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan teguh. Mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang benar.'' (QS Al-Bayyinah,98 : 5)
Rasulullah Saw bersabda : "Berbahagialah orang-orang yang ikhlas, yaitu orang-orang yang apabila hadir mereka tidak di kenal, dan apabila tidak ada mereka dicari. Mereka itulah lampu-lampu hidayah. Dengan mereka, nampaklah segala fitnah orang-rang yang zalim." (H.R. Baihaqy)
Hidup akan menjadi sangat indah jika kita ikhlas dalam menjalaninya, ikhlas bukan saja berarti kita menerima segala ketetapan Allah SWT. Syaikh Ibrahim Dasuqi (1986) mengutarakan ikhlas adalah cahaya yang dimasukkan Allah ke dalam hati hamba-hamba-Nya yang terpilih. Ia adalah cahaya yang menerangi lubuk hati mereka yang hatinya senantiasa tertuju kepada Allah, yang memeberikan kehidupan pada hati mereka yang mati, yang memberikan kekuatan kedalam jiwa yang membangkitkan semangat dan yang mengangkatnya ke tingkat kehidupan yang lebih mulia. Dengan itu hati mereka tidak terbesit rasa dendam, tidak egoistis, tidak ada perasaan ingin dipuji dan dilihat orang, dan tidak pula sifat nifak. Sebaliknya yang ada hanyalah kesucian, kemurnian dan kesempurnaan yang akan mengantarkannya kepuncak kemuliaan, tempat orang-orang yang dekat kepada Allah (Al-Muqarrabin).
Faktor yang membentuk keikhlasan :
1. Memperhatikan pandangan khalik, bukan pandangan makhluk
2. Mensinkronkan antara yang lahir dengan yang bathin.
3. Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia.
4. Tidak memandang diri sebagai orang ikhlas. Sehingga ta'ajub kepada diri sendiri.
5. Melupakan pahala di akherat. Terus berupaya untuk beramal sebaik mungkin
6. Menghalangi diri dari riyadan hawa nafsu.
Salah satu cara untuk ikhlas menurut Ummu Habibah adalah dengan menghilangkan ketamakan terhadap dunia dan berusaha agar hati selalu terfokus kepada janji Allah, bahwa Allah akan memberikan balasan berupa kenikmatan abadi di surga dan menjauhkan kita dari neraka. Selain itu, berusaha menyembunyikan amalan kebaikan dan ibadah agar tidak menarik perhatianmu untuk dilihat dan didengar orang, sehingga mereka memujimu. Belajarlah dari generasi terdahulu yang berusaha ikhlas agar mendapatkan ridho Allah.
Posted by
Tafara Ressay
at
9/06/2009 03:08:00 AM
0
comments
Senin, Juli 13, 2009
Love You Like Time Time Never Die (My Mother)
Ibu...
Betapa ikhlasnya kau menyayangiku
Jiwamu tulus memeliharaku
Tiada mengharap mengharap balasanku
Tuhanku....
Bukakanlah pintu ampunan-Mu
Curahilah dia dengan rahmat-Mu
Dia merawatku dan menyayangiku sejak kecilku
Oh ibuku.. kini aku jauh darimu
Ingin ku luruh di pangkuanmu...
Rengkuhlah aku dengan doa malammu
Semoga Dia membimbing langkahku
Oh ibu.. kini air mataku berderai
Rindu belai kasih sayangmu
Dengan ketulusan hati yang dalam
Maafkanlah anakmu ini.....
Ibuku do'akanlah diriku untuk melangkah
menyusuri waktu menjemput cita-citaku
ibu lepaskanlah ku ke laut biru
akan kuarungi dan akan kuseberangi
Ibu doakanlah ku sedang melangkah
menjalani hari menjemput harapku
ibu lepaskanlah ku dengan maafmu
tentramkan hatiku menempuh hidupku
Do'amu oh ibu selalu kunanti
tulus dan suci dari relung hati
do'amu oh ibu selalu kunanti
mohonkanlah diriku untuk sukses di dunia dan akhirat
walaupun kutau diriku tak sanggup untuk membalas jasamu...
I Love My Mother and My Father Like Time Never Die....
(E-Camp 21st,July 2009)
Posted by
Tafara Ressay
at
7/13/2009 11:59:00 PM
0
comments