Sabtu, Februari 21, 2009

SEBUAH PEMIKIRAN MENGENAI MAKNA POLITIK

Mungkin kita dulu pernah beranggapan dan mungkin masih menganggap, Politik itu lebih kejam dari pada ibu tiri. Menurut pemikiran saya pribadi politik itu baik adanya,karena politik itu kunci dari semua aktivitas manusia sehari-hari. Dimanapun juga kita pasti berhadapan langsung dengan politik, contohnya : Politik bernegara, politik berdagang, politik pergaulan, politik beragama, dsb.

Mau makan saja biasanya kita terkadang berpolitik sedikit, alias bagaimana caranya makan yang enak, tentu harus dipikirkan juga tetek bengeknya. Cuma yang banyak jadi problem adalah cara berpolitik di institusi pemerintahan (negara). Politik di bidang ini selalu tidak terlepas dari budaya seseorang, agama dan pendidikan yang telah diterimanya. Pehatikan saja oknum-oknum tertentu yang hidup dalam dunia politik. Wajar kita semua adalah manusia biasa yang tak luput dari kekurangan dan kesalahan, dan kita semua tidak bisa merangkul semua sifat dan karakter manusia.

Sebuah konyolan, apabila kita selalu pesimis dan menganggap sesuatu itu buruk atau kejam. Pada dasarnya politik itu tidaklah sekejam yang dibayangkan, itu hanya tergantung dari pribadi individu yang berkecimpung di dunia politik tersebut. Saya beranalogi seperti berikut : Sebuah kampak anggaplah itu politik, dan kampak tersebut akan berguna apabila yang memegang adalah seorang tukang kayu untuk memotong kayu. Tetapi kampak tersebut bisa berubah fungsi apabila yang memegang adalah seorang preman atau penjahat, itu sangat berbahaya dan menakutkan karena bisa saja kampak tersebut untuk melukai, membunuh, mencelakai atau bahkan memutilasi bagian tubuh seseorang (yang sering terjadi belakangan ini) atau bahkan banyak orang.

Jadi menurut pemikiran saya pribadi dari analogi diatas adalah bahwa politik itu merupakan suatu alat untuk menciptakan suatu kehidupan yang lebih baik, lebih indah dan lebih sejahtera apabila berada ditangan orang yang tepat.

Semoga pada pesta demokrasi di Negara kita nanti, kita memilih dengan tepat, memilih seseorang yang memang pantas untuk duduk dikursi pemerintahan, bukan memilih seorang penjahat.

Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jakarta-ku Panas

Menurut saya, Jakarta itu pada dasarnya panas, hal ini diakibatkan oleh karena :
1. Karena kian menghilangnya kehijauan dalam kota;
semakin banyaknya gedung2 yang berdiri akan tetapi untuk penghijauan kota kita terkadang cuek, makanya ini juga mengakibatkan penyerapan air kurang dan akibat lain adalah banjir.
2. Karena pemanasan global;
ini diakibatkan begitu banyaknya asap2 dari kendaraan bermotor yang terus menerus memberikan kontribusi, untuk itu marilah kita semua perhatikan ini dan save our earth now!
3. Pendatang dari luar jakarta yang tidak pernah berhenti mengalir masuk untuk mencari uang (terlalu banyak penduduknya).
4. Anak-anak (yang karena kurangnya pendidikan dan luasnya lapangan pekerjaan sebagiannya calon sampah masyarakat) yang terus bertambah tak terkendali.
5. Generasi muda yang terlena (yang lupa akan tugasnya sebagai pemimpin dimasa yang akan datang).
6. Penyakit masyarakat yang terus merajalela, ada kaitan dengan point ke 4 diatas.
Semoga dengan tulisan saya ini bisa merubah pandangan kita semua.

Minggu, Februari 15, 2009

Sebuah Makna Ketenangan Jiwa

Betapa mahalnya harga ketenangan jiwa. Banyak yang mengorbankan apa saja untuk meraihnya. Namun, tak sedikit yang salah arah. Lihat saja orang rela menghabiskan berjam-jam nongkrong di tempat hiburan sembari minum minuman keras. Tak sedikit yang menghabiskan uang jutaan untuk mengkonsumsi pil-pil penenang. Sementara, ketenangan yang diproleh cuma sesaat. Itu pun sifatnya semu. Bukannya meraih ketenangan jiwa yang ada malah jadi sebuah bencana dan kehancuran.

Berbagai persoalan sehari-hari bisa menjadi pemicu stress. Apalagi di kehidupan yang serba cepat seperti sekarang ini. Banyak hal yang membuat seseorang merasa tertekan, kecewa dan tegang. Masalahnya tinggal pada intensitas. Bila stress itu terjadi terus menerus akan menjadi distress yang berujung pada depresi. Pada tingkat ini penderita kerap melakukan tindakan di luar akal sehat.

Faktanya, tak ada seorang pun terbebas dari persoalan hidup. Itulah sebuah garis kehidupan yang berlaku di dunia ini dan setiap orang akan menjalaninya. Kekayaan, pangkat dan kedudukan takkan mampu menghalanginya.