Selasa, Januari 19, 2010

DAMPAK EMOSI NEGATIF BAGI KEHIDUPAN PRIBADI KITA




Pernahkah Anda mendengar seseorang menderita penyakit maag karena stress? Hmmm …… tentu sering bukan. Pernahkah Anda berpikir mengapa orang stress kok bisa sakit maag? Bukankah stress itu terjadinya di pikiran dan penyakit maag itu menyerang lambung – organ fisik?

Atau mungkin pernahkah Anda ingin menceritakan sesuatu yang sangat berat kepada seseorang yang sangat dekat dengan Anda? Bagian tubuh manakah yang akan merasa tidak nyaman saat hendak mengatakan hal itu pada orang lain? Ya betul bagian di perut dan ulu hati terasa seperti ingin meledak bukan? Mengapa itu bisa terjadi?

Pada jaman dahulu para tabib di Cina telah menemukan suatu teknik pengobatan yang sekarang kita kenal dengan nama akupuntur. Mereka menemukan bahwa di permukaan kulit kita tersembunyi berbagai titik syaraf yang memiliki hubungan dengan organ tertentu di tubuh kita. Mereka berhasil menyembuhkan penyakit klien dengan menusukkan jarum pada titik-titik di permukaan kulit – yang disebut titik meridian. Apa yang dilakukan para ahli akupunktur itu sebenarnya adalah membebaskan sumbatan energi pada titik-titik meridian itu sehingga sistem energi dan metabolisme menuju organ tersebut menjadi lancar.

Nah sekarang pernahkah Anda terpikir apakah yang bisa menyebabkan sumbatan pada titik-titik meridian kita sehingga organ fisik yang berhungan dengan titik itu terganggu? Ada dua hal yang menyebabkan sumbatan pada titik meridian kita. yang pertama adalah makanan. Makanan yang kita makan bisa menyebabkan sumbatan kecil namun terus menerus pada titik meridian kita. Jika pola makan kita tak kunjung membaik maka akhirnya organ yang bersangkutan akan terganggu. Yang kedua adalah emosi. Emosi adalah sebuah kekuatan dahsyat yang sangat berpengaruh pada sistem meridian manusia. Berikut adalah daftar emosi dan pengaruhnya terhadap titik meridian yang berhubungan dengan organ-organ di tubuh kita :

Nama emosi (Titik meridian / organ yang terpengaruh)
Kemarahan (Jantung, hati, empedu)
Kesedihan mendalam (Paru-paru)
Depresi (Tiroid)
Trauma mendalam (Kandung kencing)
Kecemasan (Lambung)
Kekhawatiran akan masa depan (Limpa)
Ketakutan (Ginjal)
Rasa bersalah (Usus besar)
Perasaan mudah tersinggung (Usus kecil)
Malu (Pembuluh darah)
Perasaan iri (Organ sex)

Setelah melihat daftar di atas masihkah kita ingin tetap memiliki emosi negatif dan pemikiran negatif tentang diri sendiri dan orang lain?